Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

AKU DAN PEREMPUAN PENYEBRANG JALAN (2)

 




Keesokan harinya sekitar Pukul 07.00WIB Arman sudah berdiri di bawah lampu jalan, sambil menunggu perempuan yang kemarin, sambil menunggu dia iseng memainkan gitar akustiknya.

“ Selamat pagi cowok ganteng “  Perempuan yang di tunggu sudah berada di belakangnya. Arman sedikit  terkejut dan langsung menoleh ke belakang.

“ Eh...Mbak kirain siapa “

“ Kaget ya ? hehe “

“ Bukan apa-apa sih, baru kali ini ada yang bilang genteng ke saya “

“ Ini balasan yang kemarin, kamu bilang cantik ke saya “

“ hehe..iya ya, eh mbak ngomong-ngomong nama mbak siapa sih ?“

“ ohh..., kirain nama saya nggak penting buat kamu?”

“ Ya penting lah mbak “

“ Nama saya Hana “

“ Hana...?”

“ Iya nama saya Hana, kenapa? Pasti kamu mau bilang nama yang bagus “ Hana tersenyum

“ Ahhh kok tahu sih hehe”

“ Yaaa... , setiap lelaki emang seperti itukan?”

“ Iya juga sih.. hehe”

“ Ya sudah sebrangin saya, nanti Bus nya keburu datang “

“ Siap ibu boss haha” Kata Arman bersemangat, kemudian Hana memegang pergelangan tangan Arman.

Arman yang kebetulan hari itu tidak memakai baju lengan panjang hanya mengenakan kaos lengan pendek merasakan halusnya tangan Hana.

Sesampainya di halte bus.

“ Arman, Umur kamu berapa?”

“ Oh umur Saya 20 tahun, kalau Mbak Hana?”

“ Kalau umur Saya 26 Tahun”

“ Nggak beda jauh...hehe” Arman tersenyum

“ Kenapa senyum-senyum?”

“ Ahh...nggak kok “ Jawab Arman singkat. Sementara hanya geleng-geleng kepala sambil menahan senyum.

Hari demi hari di lalui oleh Arman dan Hana. Keduanya jadi semakin akrab, Hana sudah tidak sungkan lagi kalau mau apa-apa dari meyebrangkannya sampai yang lainnya seperti menyuruh Arman membelikan tissue ,air mineral sampai pembalut wanita pun Arman tak keberatan untuk membelikannya. Bahkan Hana pun kalau menyebrang tidak lagi memegang lengan Arman tapi sudah memegang telapak tangan Arman atau lebih tepatnya bergandengan tangan. Sebenarnya bukan kemauan Hana tapi Arman yang memulainya dan lama-kelamaan itu adalah beban buat Hana, karna yang dia tahu Bahwa Arman bukanlah pacarnya, terlebih sekarang sudah banyak orang yang memperhatikan dirinya seorang pekerja kantoran bergandengan tangan dengan seorang  pengamen.

Seperti terjadi pada pagi tadi Arman seenaknya menggandeng tangan Hana dengan erat, kemudian Hana melepaskannya karna ini sudah keterlaluan.

“ Arman kayaknya kamu tidak perlu lagi menggandeng  tangan saya “

“ Kenapa Mbak?, emang mbak udah berani ya “

“ Ya gimana ya, nggak enak aja di lihatin banyak orang. Lagian aku juga udah berani kok”

“ Ooh ya udah kalau mbak sudah berani “

Satu bulan sudah berlalu.

“ Arman ini upah kamu, Nanti kamu nggak usah lagi menjaga saya untuk menyebrang karna saya sekarang sudah berani “ Hana memberikan beberapa lembar uang ke Arman, tapi Arman tak langsung menerimanaya.

“ Kenapa?, apakah uang ini kurang?”

“Nggak, Buat saya Bisa kenal sama mbak Hana saja saya sudah senang, lagian mbak Hana sering memberikan saya makanan dan rokok itu saja sudah cukup” Arman berberat hati

“ Inikan upah yang saya janjikan ke kamu, ini terima “ Hana mengangkat telapak tangan Arman dan meletakan uang di telapak tangan sementara Arman hanya diam.

“ Ya sudah saya sudah tak punya hutang lagi ke kamu,terima kasih karna selama ini kamu sudah baik ke saya dan sudah sering membantu saya dan saya juga minta maaf karna mungkin selama ini saya sering merepotkan kamu”

Hana melangkah menuju ke Bus yang sudah menunggunya.

Arman hanya bisa memperhatikan kepergian Hana, berat baginya kalau harus berpisah dengan Hana.

Beberapa minggu kemudian Arman berhenti jadi pengamen karna sudah tidak bisa lagi mencukupi kebutuhannya adiknya di kampung. Dia sempat kerja jadi kuli bangunan setelah itu dia memutuskan untuk pulang ke Serang untuk menemui kedua adikya. Arman punya dua adik perempuan, adik yang pertama sudah menikah dan tinggal di rumah peninggalan orang tuanaya bersama adik bungsunya yang masih bersekolah di SMA. Dia juga tak jarang sering mentransfer uang untuk adik bungsunya.

Sore sekitar pukul 17.20 Wib. Sebuah Sedan merah berhenti di depan Halte bus yang sering di jadikan tempat nongkrong Arman. Keluar dua orang perempuan dan duduk di halte.

“ Hana, kamu mau apa kesini”

“ Mau bertemu temanku “

“ jangan lama-lama disini banyak anak berandalan “

“ Mereka Nggak bakal berani ganggu aku”

“ Temanmu berandalan juga ?”

“ Iya”

“ ih ngapain sih kamu berteman dengana anak-anak berandalan ?

“ Yang penting mereka nggak ganggu “ Kata Hana sambil tersenyum ke teman kantornya yang memang suruh menemaninya ke tempat Arman biasa nongkrong. Karna hari itu dia sangat ingin bertemu Arman.

“ Kemana tuh anak biasanya kalau habis ngamen suka duduk disini” Hana bergumam

                                                                    ( Bersambung )


Posting Komentar untuk " AKU DAN PEREMPUAN PENYEBRANG JALAN (2)"