Tiang Telepon di SMAN 2 Pandeglang: Jalur Alternatif Siswa untuk Membolos pada Era 2000-an
Bagi para siswa tersebut, tiang telepon itu adalah jalan pintas menuju Warung Si Emak, sebuah 'markas' di luar lingkungan sekolah.
Saya masih ingat betul sebuah kejadian lucu saat hendak membolos pelajaran Kelas 3 IPS sekitar tahun 2002. Entah karena kelalaian teman-teman atau memang ide yang kurang cemerlang, mereka semua sudah berhasil keluar lebih dulu. Anehnya, saya justru mendapat tugas 'mulia' untuk melemparkan tas-tas mereka dari dalam. Mengapa tidak mereka bawa saat menaiki tiang telepon tadi? Entahlah, sungguh sulit menebak jalan pikiran mereka saat itu."
"Tibalah saat yang menegangkan ketika saya harus melemparkan tas-tas teman-teman melewati 'benteng' sekolah. Namun, belum sempat satu pun tas melayang, tiba-tiba suara lantang memecah keheningan. Pak Dade, guru yang paling disegani sekaligus ditakuti di sekolah saat itu, meneriaki saya.
"Hoi! Mau apa kamu di situ?!" bentaknya, sontak membuat saya terkejut bukan kepalang.
Dengan gugup, saya menjawab, "Ini, Pak... anak-anak pada bolos." Saya pun menyodorkan tas-tas yang tadinya hendak saya lempar ke luar.
Tanpa banyak bicara, Pak Dade langsung membawa tas-tas tersebut ke kantor.
Entah bagaimana kelanjutan nasib teman-teman keesokan harinya, jujur saja, saya sudah lupa! Hahaha..."
1 komentar untuk "Tiang Telepon di SMAN 2 Pandeglang: Jalur Alternatif Siswa untuk Membolos pada Era 2000-an"