AKU DAN PEREMPUAN PENYEBRANG JALAN (3)
Tak lama setelah itu Mobil yang di kendarai Hana dan rekannya berjalan meninggalkan Halte.
Hari-hari berikutnya Hana merasa kosong,sepi serasa berdiam di gurun pasir yang tandus. Yang ada dalam pikirannya saat ini adalah dia sangat ingin sekali bertemu dengan Arman tapi harus mencarinya kemana. Dia yakin Arman masih ada si indonesia.
Seperti pagi ini di hari minggu dia melihat anak-anak pengamen sedang berkumpul di bawah tiang lampu jalan biasanya Arman juga disitu, tetapi pagi ini dia tak ada. Hana menghampiri mereka.
“ selamat pagi...” Kata hana tersenyum tangan kanan nya menyibakan rambutnya yang hitam.
“ Pagi juga ..., eh ada mbak cantik “
“ Belum pada berangkat nih..?”
“ Belum nih, ada apa mbak tumben nyamperin kesini....,nyariin Arman ya? Kata salah satu pengamen yang leher dan tangannya di penuhi dengan tato.
“ hem.. iya, kalian tahu dimana dia berada ?”
“ denger dari pamannya sih dia pulang kampung, sebelum pulang kampung dia pernah jadi kuli bangunan. Ada sekitar dua bulanan”
“ Kamu tahu tempat tinggal pamannya? “
“ Tahu lah “
“ Bisa nggak antar saya ke rumah pamannya ?“ Hana bersemangat
“ wah gimana ya , saya kan mau berangkat ngamen mbak “
“ eh... bentar nama kamu siapa sih ?“
“ cieee..., ngajak kenalan ?”
“ Cepetan ih “
“ nama saya anto mbak?” Kata pemuda bertato itu yang ternyata namanya Anto
“ Anto.., kamu anter saya nanti aku bayar gimana ?“
“ Ya kalau di bayar saya nggak bisa nolak hehe” Anto nyengir kuda
“ Ya sudah saya titipin ukulele dulu ke teman saya dulu “ Anto memberikan Gitar Ukulele ke temannya. Dan kembali menghampiri Hana.
“ Ayo mbak Hana”
“ Kok kamu tahu nama saya, sayakan belum memberi tahu nama saya ke kamu”
“ Arman suka membicarakan Mbak Hana “ Anto tersenyum.
“ Ooh ya “ Hana senyum tersipu, Anto hanya menganggukan kepalanya sambil tersenyum.
Hana dan Anto berjalan menyusuri gang-gang sempit sekitar lima belas menit sampai di rumah pamannya Anto.
Kebetulan Pak Aryo sedang tidak berjualan sayur.
“ hai... Anto tumben kamu kesini, bawa perempuan lagi “
“ ini ada yang mencari pak Aryo “
“ ooh.. Sini masuk mbak...ada apa ya mencari saya ?” Kata pak Aryo
“ Ada keperluan aja pak “ Jawab Hana sambil menoleh ke Anto yang ada di sampingnya
“ Anto.., sudah sampai sini saja terima kasih ya ” Kata Hana tersenyum sambil memberikan Uang lima puluh ribu rupiah
“ Sama-sama mbak Hana hehe” Jawab Anto dan langsung meninggalkan Hana dan Pak Aryo.
Pak Aryo mengajak Hana duduk di kursi panjang yang terbuat dari bambu yang ada di depan teras rumahnya
“ Ada ada apa Nona mencari saya, apa mau pesan sayuran hehe”
“ hehe... Saya cari Arman, bapak tahukan alamat di kampungnya ?”
“Oh ...Arman... tahu-tahu, masa sama alamat keponakan sendiri saya nggak tahu” Pak Aryo masuk kekamarnya dan keluar lagi sambil membawa secarik kertas yang berisikan tulisan Alamat Rumahnya Arman yang ada di Serang.
“ nih..., maaf tulisannya jelek hehe”
“ Nggak apa-apa pak yang penting saya bisa membacanya “
“ Eh... ngomong-ngomong ada apa nona mencari Arman, dia punya utang ya?”
Mendengar pak Aryo seperti yang penasaran Hana jadi tertawa ringan.
“ Saya yang punya Utang pak “
“ Ah masa sih “
“ Nggak-nggak saya bercanda, Cuma pengen ketemu aja “
“ ooh... ini dengan Mbak Hana ya yang nggak berani menyebrang di jalan .., Arman sering cerita tuh”
“ hehe...sekarang sudah berani pak...., ya sudah ya saya pamit dulu”
“ Oh iya-iya, saya sampai lupa memberi minum”
“ Nggak apa-apa pak ..terima kasih.
Hana pamit ke pak Aryo, berjalan menuju ke jalan raya. di situ anak-anak pengamen sudah tidak ada, dia pun duduk di kursi kayu yang ada di bawah pohon mangga pinggir jalan raya. terkadang dia berpikir kenapa harus khawatir ke Arman bahkan sudah menjadi rindu,terbayang-bayang padahal harusnya perasann itu tidak ada karna Arman bukan siapa-siapanya. Hanya seorang pengamen yang pernah baik membantunya menyebrangi jalan raya untuk ke Halte bus .
( Bersambung )

Posting Komentar untuk "AKU DAN PEREMPUAN PENYEBRANG JALAN (3)"