Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengulik Akar Melodi Pantura: Asal Usul Musik Tarling

 

   Foto : Tarling modern shelly nada pandeglang-banten

Pernahkah telingamu dimanjakan oleh alunan gitar yang rancak berpadu dengan melodi suling yang mendayu-dayu? Jika ya, kemungkinan besar Anda sedang menikmati musik Tarling, sebuah permata seni tradisional yang lahir dan berkembang di pesisir utara Jawa Barat, khususnya di Indramayu dan Cirebon. Namun, tahukah Anda bagaimana awal mula terciptanya harmoni khas ini? Mari kita telusuri jejak sejarahnya yang menarik!

Nama "Tarling" sendiri bukanlah sekadar sebutan. Ia adalah representasi dari dua instrumen utama yang menjadi jantung dari ansambel musik ini: gitar (tar) dan suling (ling) atau seruling. Kombinasi suara kedua alat musik inilah yang kemudian melahirkan identitas unik bagi kesenian ini.

Kisah yang paling populer mengenai kemunculan Tarling berawal dari sekitar tahun 1930-an di Indramayu. Konon, seorang warga bernama Bapak Sakim mendapatkan permintaan tak terduga dari seorang komisaris Belanda untuk memperbaiki gitarnya yang rusak. Dari kejadian sederhana inilah, ide cemerlang muncul untuk menyandingkan suara petikan gitar dengan tiupan merdu suling. Sebuah kolaborasi instrumental yang tak disangka menjadi cikal bakal sebuah genre musik.

Selain kisah tersebut, ada pula catatan yang mengaitkan perkembangan awal Tarling dengan kemampuan Bapak Sugro, putra Bapak Sakim. Beliau disebut-sebut memiliki keahlian dalam mentransformasikan melodi gamelan ke dalam alunan nada gitar dan suling. Melodi-melodi awal inilah yang kemudian dikenal dengan istilah "Kiser," menjadi fondasi bagi perkembangan musikalitas Tarling di masa mendatang.

Menariknya, meskipun telah tumbuh dan berkembang sejak lama di tengah masyarakat, Tarling baru secara resmi diakui melalui paten Hak Cipta Dermayu pada tahun 1920. Pengakuan ini terjadi setelah terbentuknya Karesidenan Indramayu pada tahun 1817, menandakan semakin kuatnya identitas kesenian ini di wilayah tersebut.

Sebelum dikenal luas dengan nama "Tarling," musik ini memiliki sebutan yang beragam di berbagai daerah. Masyarakat Indramayu mengenalnya sebagai "Melodi Kota Ayu," sementara di Cirebon, ia akrab disapa "Melodi Kota Udang." Penyatuan nama menjadi "Tarling" baru terjadi setelah frekuensi siarannya meningkat di Radio Republik Indonesia (RRI). Momentum penting lainnya adalah pengresmian nama "Tarling" oleh Badan Pemerintah Harian (kini DPRD) pada tanggal 17 Agustus 1962, semakin mengukuhkan eksistensinya sebagai bagian tak terpisahkan dari khazanah budaya Jawa Barat.




Perjalanan musik Tarling pun terus berlanjut. Dari sekadar hiburan sederhana di kalangan masyarakat, terutama anak muda, Tarling mengalami evolusi yang signifikan. Sekitar tahun 1966, seorang tokoh bernama Abdul Adjib membawa angin segar dengan menambahkan unsur drama dalam setiap pertunjukan Tarling. Inovasi ini terbukti mampu meningkatkan daya tarik dan popularitas Tarling di mata masyarakat luas.

Di era Orde Baru, lirik-lirik lagu Tarling bahkan sempatColor digunakan sebagai media penyampaian program-program pemerintah, menunjukkan betapa dekatnya kesenian ini dengan kehidupan masyarakat. Seiring dengan perkembangan zaman, Tarling pun tak luput dari sentuhan modernisasi. Penambahan alat musik seperti biola dan organ tunggal semakin memperkaya aransemen musiknya. Bahkan, muncul pula genre Dangdut Tarling yang berhasil memadukan unsur-unsur modern dengan kekhasan melodi Tarling, menjangkau pendengar yang lebih luas.

Di era digital ini, semangat pelestarian dan penyebaran musik Tarling terus berkobar. Para seniman Tarling kini aktif memanfaatkan platform seperti YouTube untuk memperkenalkan keindahan musik tradisional ini kepada generasi muda, memastikan bahwa warisan budaya ini akan terus hidup dan dinikmati di masa depan.

Dengan alunan laras pelog yang khas, lirik yang sarat makna tentang kehidupan sehari-hari, adat istiadat, dan nilai-nilai budaya Cirebon-Indramayu, musik Tarling bukan hanya sekadar hiburan. Ia adalah cerminan identitas dan kekayaan budaya masyarakat Pantura yang patut untuk terus dijaga dan dilestarikan. Jadi, mari terus nikmati dan apresiasi keindahan musik Tarling, warisan leluhur yang tak ternilai harganya!

Posting Komentar untuk "Mengulik Akar Melodi Pantura: Asal Usul Musik Tarling "